Puncak Virus Corona Jawa Timur di Bulan Juli, Jangan Tergesa ke New Normal

Puncak Virus Corona Jawa Timur di Bulan Juli, Jangan Tergesa ke New Normal
Petugas kesehatan menggelar tes virus corona di Sidoardjo, Jawa Timur, 28 Mei lalu. (Antara Foto, Umarul Faruq via Reuters)

Dr Brahmana Askandar, Ketua IDI Surabaya mengatakan naiknya angka kasus positif kemungkinan disebabkan karena meningkatnya tes yang dilakukan.

"Saat ini Surabaya dan Jawa Timur sedang mengadakan tes secara masif, baik Rapid Test maupun PCR, mungkin hal ini yang membuat angka meningkat signifikan," katanya kepada ABC Indonesia.

Puncak Virus Corona Jawa Timur di Bulan Juli, Jangan Tergesa ke New Normal Photo: Pintu masuk Ruang Isolasi COVID-19 RSUD Sidoarjo di Jawa Timur. (Foto: Supplied)

 

"Mungkin juga memang kasusnya meningkat. Jadi bisa karena gencarnya test yang dilakukan, bisa juga memang masih terjadi pergerakan penduduk, masuk ke Jawa Timur."

Dalam pantauannya dari sisi tenaga kesehatan, berkaitan dengan Alat Perlindungan Diri (APD), Dr Brahmana mengatakan sejauh ini persediaan sudah lebih baik dari masa sebelumnya.

"APD sejauh ini masih ada, lebih baik daripada masa awal-awal dulu, mungkin dengan banyaknya donasi, juga bantuan dari BNPB, meski kekurangan di sana sini masih tetap terjadi," katanya.

'Berserah diri pada alam'
Puncak Virus Corona Jawa Timur di Bulan Juli, Jangan Tergesa ke New Normal

Kenali dampak psikologi pandemi virus corona di Indonesia dan cara mengatasinya.

 

Sementara itu di RSUD Sidoarjo, dr Atok mengatakan mereka sudah memiliki APD yang cukup untuk masa empat bulan ke depan.

Puncak penularan kasus COVID-19, paling tidak di Kabupaten Sidoarjo di Jawa Timur, diperkirakan baru akan terjadi di bulan Juli

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News