Pungli di Penjara, Sel Nyaman Rp 7 Juta, Bilik Asmara Sejuta
Tapi mereka berbeda dengan tamping. Sebab tamping ini punya kelebihan. Bebas keluar masuk dan dipercaya petugas.
Untuk jadi tamping pun bayar Rp500 ribu. Kalau sipir ditanya kok semua bayar, petugas beralasan tidak ada seseran.
“Mungkin rutan ini tinggal nunggu 'meledak' saja. Jangan sampai seperti Serong, karena terlalu banyak pungli,” ungkapnya.
Sebelum ke Rutan Kelas I Pakjo Palembang, di hari yang sama Sumatera Ekspres juga membesuk napi berinisial ZA (31) ke Lapas Perempuan Kelas II A Palembang Jl Merdeka. Prosedur di sana juga sama dengan Lapas/Rutan lain.
Tapi saat mendaftar pertama, ada sipir wanita memeriksa kantong makanan koran ini. Setelah itu, dia terang-terangan meminta uang kebersihan. “Uang kebersihannya, Rp10 ribu,” ujarnya.
Sepuluh menit menunggu, ZA muncul. Ruang besuk itu, dilengkapi beberapa CCTV. “Kalau napi baru masuk, biasanya menyiapkan ember, gayung, dan perlengkapan mandi sendiri,” ujarnya.
Kecuali itu, tidak boleh bawa barang apapun termasuk barang elektronik. Tidak ada TV, kipas angin, atau hp dalam sel. Kalau mau nelpon, ada warung telepon di dalam. “Tinggal bayar pulsa Rp5 ribu,” sebutnya.
Bagaimana biaya lain, dia mengaku tidak ada pungli apapun di Lapas Wanita. “Makan tiga kali sehari dan semuanya tidak ada yang bayar. Lauknya katering enak-enak,” klaimnya. Untuk satu sel tahanan diisi 4 napi perempuan.
Bagi warga binaan yang ingin bermesraan dengan istri disediakan bilik asmara. Tapi bayar sejuta, tempatnya di atas.
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor