Qantas Pecat 6.000 Orang, Penerbangan Internasional Bisa Ditunda Hingga 2021

Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, akan memberhentikan 6.000 karyawannya akibat dampak pandemi virus corona. Sekitar 100 armadanya juga akan dikandangkan hingga 12 bulan mendatang.
CEO Qantas, Alan Joyce menyatakan dampak pandemi COVID-19 dipastikan mempengaruhi sektor penerbangan hingga beberapa tahun ke depan.
Selain memberhentikan 6.000 karyawannya, Qantas juga akan mengistirahatkan 15 ribu karyawan tanpa gaji, terutama yang terkait dengan operasional internasional.
Dalam penjelasannya ke Bursa Efek Australia, Qantas menyatakan sekitar 100 pesawatnya akan berhenti terbang hingga 12 bulan.
"Semua maskapai penerbangan kini berada dalam krisis terbesar yang pernah dihadapi industri ini," kata Alan.
"Pendapatan anjlok, seluruh armada di-grounded. Operator penerbangan terbesar di dunia mengambil langkah-langah ekstrem hanya untuk bertahan hidup," jelasnya.
Alan memastikan penerbangan internasional Qantas sudah tidak mungkin dilanjutkan hingga Juli tahun depan.
Tiga tahapan pelonggaran di Australia

Pelonggaran aturan pembatasan pergerakan aktivitas di Australia akan dilakukan secara bertahap.
Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, akan memberhentikan 6.000 karyawannya akibat dampak pandemi virus corona
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS