Qantas Pecat 6.000 Orang, Penerbangan Internasional Bisa Ditunda Hingga 2021

Tak ambil gaji, tak ada bonus
Sebagai CEO Qantas, Alan menyatakan tidak akan mengambil gaji serta tidak akan memberikan bonus bagi pada eksekutifnya tahun ini.
Ia juga meminta para direktur eksekutif Qantas untuk memotong gajinya sebesar 15 persen.
6.000 karyawan yang diberhentikan meliputi 1.450 orang staf kantor, 1.500 staf operasional darat termasuk petugas bagasi, 1.050 awak kabin, 630 tenaga teknis, serta 220 pilot.
Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi biaya sebesar AU$15 miliar selama tiga tahun, selanjutnya akan menghemat AU$1 miliar per tahun mulai 2023.

Qantas juga mengumumkan rencana untuk menghimpun dana AU$1,9 miliar dari kalangan investor.
Pengamat industri penerbangan Tom Youl menilai, Qantas berusaha meminimalkan pengeluaran tunai hingga $40 juta per minggu di saat sebagian besar operasinya terhenti.
Tom menjelaskan pendapatan domestik diperkirakan turun 15,3 persen pada 2019-20 dan pergerakan penumpang melalui bandara kota-kota utama diperkirakan turun 27,7 persen pada 2019-20.
Maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas, akan memberhentikan 6.000 karyawannya akibat dampak pandemi virus corona
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS