Qodari: Jokowi Pemenang Drama di Partai Demokrat, Bukan AHY

Qodari: Jokowi Pemenang Drama di Partai Demokrat, Bukan AHY
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Foto: Ricardo/JPNN.com

“Dulu pernah terbit biografi berjudul “SBY Sang Demokrat”. Buku ini luntur karena kan sekarang terungkap bahwa AD/ART-nya Partai Demokrat banyak masalah dan kurang demokratis,” ujar Qodari.

Selanjutnya, Qodari mengimbau agar SBY mengadakan perubahan besar di AD/ART agar lebih demokratis. Perubahan tersebut melalui kongres luar biasa (KLB) yang dimintakan oleh SBY.

“SBY akan kembali menjadi sang demokrat bila beliau melakukan perubahan AD/ART ini,” pungkas Qodari.

Sebelumnya, Ketua Umum Joman Immanuel Ebenezer meminta AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak jemawa dulu terkait ditolaknya pengesahan pengurus PD versi KLB Deli Serdang.

Dengan ditolaknya pengurus PD versi Moeldoko, Joman menilai AHY dan SBY berutang permintaan maaf kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Malu dan seharusnya meminta maaf. Sudah teriak-teriak ke sana ke mari. Tuduh dan main fitnah, akhirnya semua terang benderang ketika pemerintah menyatakan Partai Demokrat versi KLB tidak bisa disahkan,” kata Noel sapaan akrab Immanuel Ebenezer , Kamis (1/4/2021).

Dalam konflik internal Demokrat, menurut Noel, Jokowi secara tegas menyatakan tidak memihak ke kubu mana pun. Tidak seperti yang dituduhkan AHY beserta loyalisnya.

“Semua tuduhan yang dilayangkan AHY serta loyalis-loyalisnya jelas salah alamat," ujar Noel.

Qodari menilai keputusan Kemenkumham yang menolak pengesahan pengurus PD versi KLB menunjukkan permasalahan PD bukan karena intervensi dari luar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News