Quo Vadis Investasi 2024
Oleh Said Abdullah - Ketua Badan Anggaran DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan
Sepanjang konsolidasi kekuasaan hasil pemilu 2024 belum terjadi, para investor akan lebih menahan diri.
Dari konsolidasi di pemerintahan itulah, pemerintah yang terpilih baru bisa menyusun kebijakan untuk meyakinkan investor.
Jadi, kalau target investasi pada tahun 2024 lebih tinggi dari tahun 2023, dari Rp 1.400 triliun menjadi Rp 1.617 triliun saya kira tidak mudah dicapai oleh pemerintah karena pertimbangan politik dalam negeri di atas.
Selain itu kondisi global dengan ketegangan global di Timur Tengah yang makin meluas, perang Rusia dan Ukraina belum berakhir serta ketegangan Tiongkok dan Amerika Serikat di Asia Timur juga akan menahan arus modal masuk ke Indonesia.
Dengan demikian, investor global akan lebih memilih di negara-negara konservatif, dengan kondisi ekonominya yang sudah stabil.
Kebijakan suku bunga tinggi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat yang belum segera berakhir pastinya masih akan menyedot dolar Amerika Serikat bertahan di kampungnya.
Jadi, wajar kalau Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari target APBN 2024.
Bank dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,9 persen, sementara asumsi makro di APBN 2024 sebesar 5,2 persen.
Besar kemungkinan Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran dan besar kemungkinan akan bersengketa di MK sehingga investor akan menunggu setelah Pemilu.
- Para Investor Bitcoin Sebaiknya Waspada
- Perincian Harga Emas Antam Hari Ini 13 Mei
- Didimax Kembali Literasi Masyarakat soal Investasi di Pasar Emas dan Forex
- Indonesia-Tiongkok Perdalam Kerja Sama Bidang Investasi dan Ketenagakerjaan
- Visa Diaspora
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI