Ragil, Sang Jawara Bahasa Jerman yang Gemar Teknologi
Sebagai guru, Asriatull mengakui memiliki kemampuan bahasa asing di kalangan siswa sebagai penerus bangsa sangat penting yaitu sebagai jembatan untuk memahami ilmu yang lain.
“Pelajari bahasa asing dan salah satunya Bahasa Jerman, karena (dengan kemampuan bahasa) bisa menguasai ilmu apapun. Awalnya ya harus menguasai bahasa,” ujarnya.
Saat memberikan piagam penghargaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy pun berpesan agar para siswa memiliki penguasaan bahasa asing.
“Para siswa, khususnya generasi muda perlu menguasai bahasa asing, ada tiga alasan penting untuk itu,” ujar Muhadjir.
Menurutnya, alasan pertama yaitu bahasa asing adalah elemen dasar berkomunikasi untuk menguasai abad 21. Kedua, para siswa bisa lebih mengenal dan menghargai budaya dari negara lain.
“Pencapaian bahasa asing bukan sekadar mengubah pencapaian bahasa ibu ke bahasa asing tapi yang terpenting menghargai budaya yang lengkap adanya,” tegasnya.
Ketiga, terdapat berbagai studi yang menunjukkan siswa yang memiliki ketrampilan bahasa asing lebih aktif, kreatif, dan luwes dari siswa yang hanya memiliki ketrampilan satu bahasa.
Di akhir perjumpaan, Ragil berpesan kepada anak-anak Indonesia yang sedang dan akan belajar bahasa Jerman, sebagai salah satu minat bahasa asing yang akan dipelajari.
Sekilas, tidak ada yang berbeda dari seorang Ragil Fachrul Annas Muttaqin (16). Berperawakan sedang, dia seperti siswa Sekolah Menengah Atas pada
- PropertyGuru Indonesia Property Awards Kenalkan Kategori Baru di Tahun ke-10
- Fathan Subchi Harap PDBN jadi Wadah Silaturahmi Masyarakat Kelahiran Demak
- Guru Paling Banyak Terjerat Pinjol, DPR: Indikator Rentannya Kualitas Pendidikan di Indonesia
- 5 Berita Terpopuler: Pengangkatan Honorer Mendesak, SK PPPK Setara PNS, Sama-Sama Harus Loyal dan Berintegritas
- Kekurangan Guru Makin Besar, Pengangkatan Honorer Menjadi PNS & PPPK Mendesak Dilakukan
- 5 Berita Terpopuler: PPPK Tak Perlu Khawatir, Wakil Rakyat Punya Solusi soal Penempatan Guru, Pertama dalam Sejarah