Rajapaksa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sambil meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, massa naik ke lantai atas dan membuat siaran langsung melalui kanal media sosial.
Terlihat sejumlah massa mencebur ke kolam renang dan sebagian lainnya masuk ke dapur dan mempergunakan alat-alat dapur untuk memasak.
Seorang demonstran menunjukkan hasil masakannya berupa kari yang menjadi masakan khas India dan juga Sri Lanka.
Kejatuhan rezim Rajapaksa sudah terlihat tanda-tandanya sejak April lalu ketika menyatakan tidak sanggup membayar utang dan menyatakan bangkrut.
Dalam beberapa bulan terakhir, Sri Lanka mengalami krisis kebutuhan dasar. Bensin dan gas sulit didapatkan, bahkan untuk kebutuhan memasak pun rakyat sulit mendapatkan bahan bakar.
Di ibu kota Kolombo, setiap hari terlihat antrean mengular untuk mendapatkan pasokan gas yang harganya melonjak sampai dua kali lipat.
Selama setahun terakhir, Sri Lanka juga mengalami kesulitan pasokan pangan akibat kebijakan pemerintah melarang impor pupuk kimia dengan alasan akan mengembangkan pertanian organik.
Larangan impor ini diduga dipengaruhi oleh kepentingan bisnis oligarki perkoncoan keluarga Gotabaya yang menikmati rente dari hasil persekongkolan dengan pengusaha istana.
People power menumbangkan rezim yang tidak kompeten mengurus negara. Politik dinasti keluarga Rajapaksa akhirnya ambyar dipaksa mundur oleh kekuatan rakyat.
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Dipilih Presiden Langsung, Raffi Ahmad jadi Pembawa Acara Peringatan Hari Buruh
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas