Rajapaksa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Minggu, 10 Juli 2022 – 20:25 WIB

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) dan saudara laki-lakinya, mantan presiden Mahinda Rajapaksa (kiri). Foto: ANTARA/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE/TM
Akhirnya, kesabaran rakyat habis setelah hidup makin susah. Puluhan ribu orang bergerak seperti gelombang people power.
Sejarah berulang seperti people power yang menjatuhkan Ferdinan Marcos di Filipina pada 1986. Hal yang sama terjadi di Indonesia pada Reformasi 1998.
Ketika rezim yang berkuasa menjadi buta karena korupsi, kolusi, dan nepotisme, lalu muncullah gelombang kriris ekonomi internasional, dan terjadilah krisis ekonomi di dalam negeri.
Rakyat yang sudah lapar akhirnya bergerak, dan people power pun muncul menjadi gelombang besar yang tidak lagi ditahan. (*)
People power menumbangkan rezim yang tidak kompeten mengurus negara. Politik dinasti keluarga Rajapaksa akhirnya ambyar dipaksa mundur oleh kekuatan rakyat.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
BERITA TERKAIT
- Awal 2025 Bank Mandiri Tumbuh Sehat dan Berkelanjutan
- Dipilih Presiden Langsung, Raffi Ahmad jadi Pembawa Acara Peringatan Hari Buruh
- Safrizal ZA Sebut Rumah Layak Hunian Tingkatkan IPM dan Menggerakkan Ekonomi
- Pendiri CSIS Sebut Pemerintahan Prabowo Perlu Dinilai Berdasarkan Pencapaian Nyata
- Laba Meningkat Tajam, Strategi Bank Neo Commerce Berhasil
- Herman Deru Siapkan Bantuan Rp 50 Miliar untuk Pemerataan Pembangunan di Musi Rawas