Rakyat Harus Tetap Pertahankan Karakter Bangsa Indonesia

Rakyat Harus Tetap Pertahankan Karakter Bangsa Indonesia
Kepala Staf Umum TNI Laksamana Madya TNI Dr. Didit Herdiawan saat menjadi narasumber pada acara Forum Komunikasi dan Koordinasi Nasional Organisasi Kemasyarakatan Kemdagri di Jakarta, Kamis (30/11). Foto: Puspen TNI

jpnn.com, JAKARTA - Rakyat Indonesia harus tetap mempertahankan karakter sebagai kemudi yang akan menentukan arah dan bahtera kehidupan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, perlu penguatan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa di berbagai kehidupan.

Hal tersebut dikatakan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Laksamana Madya TNI Dr. Didit Herdiawan saat menjadi narasumber pada acara Forum Komunikasi dan Koordinasi Nasional Organisasi Kemasyarakatan Kementerian Dalam Negeri di Jakarta, Kamis (30/11).

Menurut Didit, penguatan karakter dalam bentuk nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa tentunya tidak meninggalkan keaslian Indonesia. Yaitu kearifan lokal, toleransi beragama dan gotong royong yang merupakan bagian dari budaya masyakarat Indonesia.

“Seluruh anak bangsa harus selalu bertindak yang terbaik, berani, tulus dan ikhlas dengan menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadilan, untuk mampu menjadi teladan dalam penguatan terhadap jati diri bangsa Indonesia,” kata Kasum TNI.

Lebih lanjut, Didit mengatakan Indonesia merupakan negara besar dan maju terdiri dari berbagai suku, adat, ras dan agama yang tidak lepas dari potensi ancaman baik dalam negeri maupun luar negeri, namun tetap bertahan dan bersatu dalam bingkai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Menurutnya, disadari atau tidak bahwa ancaman nyata bangsa Indonesia saat ini adalah menghadapi perang tanpa senjata yang sering disebut Proxy War. Dalam artian, salah satu negara menggunakan pihak ketiga atau kelompok lain untuk menghancurkan negara sasaran dari berbagai aspek kehidupan ideologi, sosial, budaya, ekonomi dan politik.

“Kegiatan proxy ini tidak menggunakan kekuatan senjata seperti perang konvensional, justru menyerang sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, inilah yang tidak kita sadari,” ujarnya.(fri/jpnn)


Menurut Didit, penguatan karakter dalam bentuk nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa tentunya tidak meninggalkan keaslian Indonesia.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News