Ramadan Momen Perkuat Toleransi dan Solidaritas Kebangsaan
Pasalnya, selama kurun 30 tahun terakhir, hubungan antarumat beragama di Indonesia justru semakin kuat dan positif.
Contohnya saat terjadi serangan teroris dengan pedang di sebuah gereja di Yogyakarta.
Keesokan pemuda dan pemudi muslim turun untuk membantu membersihkan gereja.
Begitu juga saat terjadi teror bom di Surabaya dan Sidoarjo beberapa hari lalu.
“Itu memang menggembirakan untuk menumbuhkan harmoni dan solidaritas. Namun, lebih penting lagi adalah kesediaan untuk saling menerima dan menghormati yang akhirnya bisa saling menghargai sehingga terbangun hubungan yang positif,” terang pria kelahiran Polandia, 25 Mei 1936 itu.
Ditilik dari sisi sejarah, sambung Romo Magnis, Indonesia adalah negara yang kuat dan kukuh.
Kemerdekaan Indonesia bukan dari hadiah negara lain, tetapi hasil perjuangan para pahlawan bangsa.
Kemudian, jiwa persatuan dengan Sumpah Pemuda 1928 dan kemajemukan saat memutuskan ideologi negara terbukti menjadi fondasi kukuh yang mampu menjaga bangsa dari berbagai gangguan.
Ramadan menjadi momen tepat bagi masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim, untuk memperkuat toleransi dan solidaritas kebangsaan di dunia nyata maupun maya.
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Cerita Bahagia Artis Ira Siedhranata Pulang ke Tanah Kelahiran, Tebar Kebaikan di Ramadan
- Pemprov DKI Sebut Omzet Pedagang UMKM Naik Saat Ramadan, Turun Ketika Lebaran
- Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Puncak Arus Balik, Manfaatkan Diskon Tol
- Lonjakan Kendaraan di GT Kalikangkung Saat Arus Balik Lebaran Capai 158 Persen