Ramalan Ekonomi soal Dampak Presidensi Indonesia dalam G20

Ramalan Ekonomi soal Dampak Presidensi Indonesia dalam G20
Ekonom Permata Bank Josua Pardede membagikan pandangannya soal dampak yang diperoleh Indonesia dalam pertemuan G20. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Permata Bank Josua Pardede membagikan pandangannya soal dampak yang diperoleh Indonesia dalam pertemuan G20.

Menurut dia, pemilihan presidensi Indonesia dalam pertemuan G20 2022 akan membawa dampak positif bagi Indonesia di jangka menengah hingga panjang.

"Hal ini karena dengan pemilihan tersebut, Indonesia diperkirakan mampu mempunyai kekuatan negosiasi atau bargaining power lebih, terutama untuk jalur keuangan," ucap Josua di Jakarta, Kamis (16/9).

Josua menyebut beberapa pembahasan utama dalam jalur keuangan, di antaranya adalah pemulihan ekonomi, pertumbuham berkelanjutan, inklusi finansial, pajak internasional, dan sebagainya.

Dia mengatakan dari pembahasan tersebut diharapkan pertemuan ini dapat menjadi inisiatif untuk berbagai perjanjian yang tentunya mendatangkan benefit bagi perekonomian Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Perdana Menteri Italia saat penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Roma, Italia, akhir Oktober 2021.

Setelah itu, Indonesia akan resmi menjadi Presidensi G20 pada 1 Desember 2021 hingga November 2022 dengan tema Recover Together, Recover Stronger atau pulih bersama dan pulih lebih kuat.

Presidensi G20 selama 2021-2022 ini merupakan kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah G20, sejak perkumpulan yang berkontribusi pada 85 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia itu didirikan pada 1999. (antara/jpnn)

Ekonom Permata Bank Josua Pardede membagikan pandangannya soal dampak yang diperoleh Indonesia dalam pertemuan G20.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News