Rapor Hilang, Mengulang dari Kelas 1 SD

Rapor Hilang, Mengulang dari Kelas 1 SD
KEMBALI KELAS SATU. Muhammad Renaldi (12) belajar bersama teman-temannya di kelas 3 SD Inpres Taengtaeng, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, yang rata-rata lebih muda 4 tahun darinya. Renaldi yang seharusnya sudah pelajar kelas 1 SMP tahun ini, terpaksa mengulang dari kelas 1 karena kehilangan rapornya. Foto: FAJAR/JPNN
Jumriani akhirnya memutuskan untuk memindahkan anaknya dari SD KIP Barabaraya, Kota Makassar, ke SD Inpres Taengtaeng, Kabupaten Gowa. SD Inpres Taengtaeng memang merupakan sekolah terdekat dari kediamannya. Jumriani sempat berharap, pihak sekolah dapat menerima anaknya dan menempatkannya di kelas 5.

Tetapi Jumriani harus lagi-lagi menghadapi kenyataan pahit. SD Inpres Taengtaeng menolak permintaannya. Masalahnya, Aldi harus membuktikan telah menyelesaikan kelas 4 dengan rapor (yang memuat nilai induk siswa) dan surat pindah. Tanpa rapor dan surat pindah tersebut, Aldi sama saja pendaftar baru lainnya.

Sebenarnya, pihak SD Inpres Taengtaeng sempat meminta Jumriani agar ke SD KIP Barabaraya untuk meminta arsip nilai Aldi. Jumriani diberitahukan sangat mustahil arsip nilai seorang murid bisa hilang begitu saja. Tetapi mengingat perlakuan yang diterimanya, Jumriani enggan kembali ke SD Inpres Barabaraya.

Satu-satunya bukti yang dimiliki Jumriani adalah teman-teman sekelas Aldi dulu. Tapi dia tahu, kesaksian dari teman-teman Aldi tetap tidak bisa membantu Aldi melompat ke kelas 5.

Sungguh ironi karier pendidikan Muhammad Renaldi Rasyid. Berprestasi di kelasnya, namun dipaksa mengulang dari kelas 1 SD. Persoalannya pun sepele.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News