Rapor Hilang, Mengulang dari Kelas 1 SD
Minggu, 15 Juli 2012 – 01:22 WIB
Jumriani kemudian menghadap ke Dinas Pendidikan Makassar untuk mengadukan masalah yang dialaminya. Tapi dinas enggan menerimanya dengan alasan tidak ada pengantar dari pihak sekolah. Jumriani kembali lagi ke sekolah untuk mendapatkan surat pengantar tersebut. Tetapi pihak sekolah tidak memberikannya karena alasan sekolah sedang sibuk menangani ujian kenaikan kelas.
Perlakuan tersebut tidak membuat usaha ibu tiga anak ini surut. Dia mencoba "menembus" level yang lebih tinggi, Walikota Makassar. Sayangnya, balaikota tidak merespon keluhannya.
Jumriani mulai putus asa. Dia kembali ke SD KIP Barabaraya lagi untuk kesekian kalinya. Kali ini untuk mempertegas status putranya. Namun pihak sekolah tetap menyatakan Aldi bermasalah karena telah kehilangan rapor, kehilangan arsip nilai dan kehilangan nomor induk.
"Kenapa semua ini terkesan ditimpakan kepada kami. Seolah-olah semua ini kesalahan kami. Saya kadang bertanya ke Aldi, apa dia pernah kurang ajar sama gurunya. Tapi saya tahu anak saya tidak pernah bertindak kasar kepada siapa pun," ujarnya lirih.
Sungguh ironi karier pendidikan Muhammad Renaldi Rasyid. Berprestasi di kelasnya, namun dipaksa mengulang dari kelas 1 SD. Persoalannya pun sepele.
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor