Rara Mandalika

Oleh: Dahlan Iskan

Rara Mandalika
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - SEBENARNYA saya ingin menulis tentang balap motor di Mandalika. Tapi, saya takut bersaing dengan Azrul Ananda.

Sebenarnya saya punya kelebihan darinya: punya nomor kontak Rara Wulandari –si pawang hujan yang menghebohkan itu. Tapi, saya kasihan dia: saya tidak ingin paksa dia untuk bercerita.

Saya memang menghubungi Rara. Tapi, sekadar untuk mengucapkan selamat: Anda top di atas top. ”Rahayuuuuu,” sapa saya kepada Rara.

Baca Juga:

Saat saya hubungi, Rara sedang menuju Pura Agung. Untuk semedi. Hari itu Kamis malam –malam Jumat Kliwon.

Rara harus menenangkan diri. Rara merasa berita tentang dia terlalu banyak. Rara meminta agar saya tidak mewawancarai dulu.

Bagaimana dengan begitu banyaknya sorotan medsos padanyi?

Baca Juga:

”Santai saja, Pak” kata Rara. ”Nanti kan reda sendiri,” tambahnyi.

Kali pertama mengontak Rara empat hari lalu. Rara masih belum mau bicara. Dia mengatakan akan menghubungi saya: kalau sudah siap diwawancara.

Ada juga tokoh yang sebenarnya sudah berusaha menenggelamkan diri dari Rara maupun dari hiruk pikuk Mandalika, tetapi tidak bisa tenggelam begitu saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News