Ratusan Hafiz Hebat Ini Belajar di Lapas Paledang

Ratusan Hafiz Hebat Ini Belajar di Lapas Paledang
Alquran. Foto: pixabay

Alih-alih jatuh, semangat Jamal setelah itu langsung melesat naik. “Saya bahkan yakin, salah satu tugas semua Muslim itu adalah saling mengajak kepada kebaikan,” kata dia.

Terbetiklah ide untuk membentuk kelompok belajar agama Islam, dengan tambahan kegiatan menghafalkan Alquran bersama-sama.

Saat ide itu diutarakan kepada rekan-rekan sesama WBP, ternyata peminatnya melimpah. Semua itu lebih dari cukup buat Jamal dan teman-teman untuk menghadap kepala lapas dan jajarannya guna meminta izin dan bimbingan.

“Tentu saja kami harus—katakanlah, menyeleksi peminat yang membeludak itu,” kata Kepala Lapas Paledang Teguh Wibowo.

Seiring waktu, tak hanya kurikulum dan silabus yang mereka buat bersama. Jamal pun berhasil membuat buku-buku panduan untuk memudahkan rekan-rekannya belajar.

Buku-buku tersebut dibuat sesuai kebutuhan yang disarankan oleh banyak warga binaan. “Buku-buku yang ada umumnya terlalu tebal dan bikin ngeri, kadang terlalu teoritis serta kurang memotivasi,” kata Jamal. “

Hingga kini dia berhasil membuat beberapa buku, antara lain ‘Di Simpang Jalan’ (buku panduan akidah dan akhlak), ‘Kumpulan Hadits Ibadah Sunah’, dan ‘Pembawa Risalah’ (buku panduan sejarah Islam).

“Semua diedit dan disupervisi Lapas, antara lain oleh Bu Yuni,” kata Jamal.

Warga binaan penghafal Alquran rata-rata usia setengah baya dan memulai dengan juz 30 berisikan surat-surat pendek.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News