Ratusan Kelompok Penemu Siap Bertempur di Agriventor

Ratusan Kelompok Penemu Siap Bertempur di Agriventor
Ilustrasi. Foto: Humas Kementan

"Dengan mekanisasi, maka tak perlu lagi kita basah-basahan, kotor-kotoran, dan membuang banyak energi di sawah. Demikian pula hilirisasi produk pertanian kian meningkatkan nilai tambah. Ini peluang bisnis yang menggiurkan, sehingga membuat orang kembali yakin, bahwasanya kita bisa hidup berkecukupan, bahkan lebih," sambung Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Humas dan Informasi Publik itu.

Suwandi lantas menerangkan beberapa terobosan kebijakan dan hasilnya yang telah dicapai di sektor pertanian. Misalnya, meningkatkan jumlah bantuan alsintan hingga 80 ribu hingga 100 ribu pertahun dan mayoritas anggaran dibelanjakan untuk kebutuhan petani langsung. Dampaknya, tercapainya swasembada empat komoditas strategis hingga meningkatnya kesejahteraan petani.

"Kita pun telah mendapatkan apresiasi dari berbagai negara dan lembaga internasional, karena mampu swasembada dan mengekspor sejumlah komoditas, yang sebelumnya kita impor," ungkap peraih gelar doktor dari IPB ini.

Kementan, tegasnya, takkan berpuas diri dengan target yang telah tercapai. Namun, ingin mempercepat realisasi visi Lumbung Pangan Dunia 2045. "Salah satu caranya, ya melalui penerapan teknologi dan mekanisasi. Itu juga menjadi prasyarat, agar pertanian Indonesia mampu bersaing di kancah global," pungkas Suwandi. (adv/jpnn)


Peserta Kompetisi Penemu Muda 2017 Agriventor melampaui harapan panitia.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News