Ratusan Ribu Terancam Kelaparan

Loyalis Kadhafi Persulit Bantuan Masuk

Ratusan Ribu Terancam Kelaparan
Foto: REUTERS/Edgard Garrido
MISRATA - Pasukan koalisi terus menyerang, loyalis Muammar Kadhafi terus melawan. Buntut konflik bersenjata yang sulit diprediksi kapan berakhir itu adalah terjadinya krisis kemanusiaan. Tentu saja, yang paling menderita adalah warga sipil.

Sebagaimana dilaporkan Washington Post, di rumah sakit utama di Misrata, kota di Libya Barat yang kembali jatuh ke tangan pemberontak setelah pro-Kadhafi dihajar selama 12 jam oleh serangan udara koalisi, kondisi pasien dan perlengkapan medis serta pendukungnya amat memprihatinkan.  Pasien-pasien dirawat di lantai, peralatan medis dan obat-obatan sangat terbatas, air bersih sudah lama berhenti mengalir, dan listrik hanya mengandalkan satu generator.

Padahal jumlah korban sangat banyak. Akibat serbuan pasukan pro-Kadhafi selama lima hari, dan tak menutup kemungkinan karena serangan udara koalisi juga, korban meninggal hampir mencapai 100 orang. Setelah lima hari merangsek ke Misrata, pro-Kadhafi mulai beringsut pergi kemarin seusai dihajar serangan udara selama 12 jam oleh pasukan koalisi.

"Lima hari terakhir benar-benar seperti neraka. Rumah sakit sudah tak kuasa menampung. Sembilan puluh empat orang meninggal, 60 di antaranya warga sipil. Yang luka-luka mencapai 1.300 orang," ungkap Mohammed Ali, seorang teknisi yang bekerja di rumah sakit utama di Misrata, kepada Reuters melalui sambungan telepon.

MISRATA - Pasukan koalisi terus menyerang, loyalis Muammar Kadhafi terus melawan. Buntut konflik bersenjata yang sulit diprediksi kapan berakhir

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News