Reaksi Arogan AS dan Israel Menyikapi Hasil KTT OKI

jpnn.com, WASHINGTON - Pernyataan sikap dan kecaman OKI tampaknya tidak cukup untuk membuat Amerika Serikat gentar. Negeri Paman Sam itu tetap mengakui Yerusalem ibu kota Israel dan memindahkan kantor kedutaan besar ke sana.
Sumber BBC di Gedung Putih mengatakan, AS sudah memprediksi bahwa KTT OKI di Istanbul akan menghasilkan pernyataan keras terkait Yerusalem.
"Kami akan terus bekerja keras untuk mewujudkan rencana kami," kata sumber tersebut.
Amerika Serikat mengklaim bertindak demi kepentingan rakyat Palestina dan Israel. Mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel diyakini sebagai solusi terbaik bagi terciptanya perdamaian di wilayah tersebut.
Sebaliknya, pejabat Gedung Putih yang tak mau disebutkan namanya itu menyebut pernyataan keras OKI justru memperkeruh situasi. "Retorika semacam itulah yang selama ini menghambat perdamaian," ujar dia.
Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengeluarkan pernyataan senada. Dengan arogan dia mengaku sama sekali tidak terkesan dengan pernyataan OKI.
Politikus kawakan yang akrab disapa Bibi itu malah meminta Palestina dan OKI untuk ikhlas menerima Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Dengan mengakui realita dan berpihak kepada perdamaian, bukan ekstremisme, semua akan jadi lebih baik bagi Palestina," tutur Netanyahu.
Amerika Serikat dan Israel kompak menunjukkan arogansi mereka saat menyikapi hasil KTT OKI terkait Yerusalem
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Otoritas Gaza Tuduh Israel Tangkap 360 Tenaga Kesehatan
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM