Refleksi Akhir Tahun: Pariwisata Danau Toba Butuh Kemasan Inovatif, Kreatif dan Kerja Sama Semua Pihak

Padahal menurutnya salah satu produk wisata Danau Toba yang mampu menjadi daya tarik yakni sejarah Danau Toba itu sendiri.
Danau ini terbentuk dari letusan gunung vulkanik yang mahadasyat bahkan disebut sebagai salah satu letusan gunung berapi paling terbesar di dunia, dimana berbulan-bulan lamanya, dunia ini gelap tertutup abu, hingga menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
“Kalau sejarah itu dikemas maka akan banyak yang tertarik dan akan datang ke Danau Toba," cetus dia.
Di kawasan Danau Toba juga belum ada tempat kuliner bagi wisatawan untuk menimati suasana kawasan Danau Toba.
Dia mencontohkan di Bali ada Jimbaran tempat wisatawan makan malam di tepi pantai, dan pada saat makan malam, wisatawan disungguhi tari tarian tradisional dan alunan lagu-lagu.
Fasilitas yang begini belum ada di kawasan Danau Toba. Padahal, tambah Sanggam Hutapea, banyak lokasi di kawasan Danau Toba yang bisa dibenahi sebagai tempat kuliner.
“Jadi, perumusan prodak wisata Danau Toba ini harus dibicarakan seluruh pemerintah daerah supaya semua ambil bagian dan semua merasa memiliki. Begitu kita bicara produk maka masyarakat pasti terlibat,” tegas Sanggam.
Di berbagai tempat wisata yang saya kunjungi di Eropa, hampir semua ada pengamen. Para pengamen itu dijadwalkan tampil berbagai sudut kota.
Pariwisata Kawasan Danau Toba yang kini sudah ditetapkan sebagai industri di sektor pariwisata dan menjadi salah satu tumpuan besar bagi devisa nasional
- Prof Azril: PIK 2 Harus Menjadi Model Pariwisata Urban
- Kemenpar Kerja Sama dengan Diageo Indonesia Kembangkan SDM Pariwisata
- Traveloka Luncurkan EPIC Sale Serentak Pertama di Asia Pasifik
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?
- Politikus PSI Kevin Wu: PIK Tumbuh Jadi Salah Satu Destinasi Wisata Religi dan Ruang Toleransi di Jakarta
- Kirim Karangan Bunga, Sanggam Hutapea Kenang Kesederhanaan dan Nilai-nilai Kebaikan Paus Fransiskus