Refrizal: Baiknya PKS Keluar Dari Koalisi
Kamis, 20 Oktober 2011 – 12:03 WIB
JAKARTA - Ketua Kebijakan Publik DPP Partai Keadillan Sejahtera (PKS), Refrizal mengatakan bahwa PKS sebaiknya cepat keluar dari koalisi partai politik pendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Alasannya, pencopotan Suharna sebagai menteri perwakilan dari PKS, telah melanggar kontrak koalisi antara PKS dengan Presiden SBY.
"PKS menghargai keputusan Presiden SBY. Tapi saya sebagai orang PKS dan juga pengurus DPP PKS mengusulkan keluar dari koalisi sebab SBY telah melanggar kontrak koalisi khusus yang diteken SBY dan Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin," kata Refrizal, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (20/10).
Baca Juga:
Dijelaskannya, dalam kontrak politik khusus itu, PKS mendapat empat menteri, yaitu Menteri Komunikasi dan Informatika, Menteri Sosial, Menteri Pertanian dan Menteri Riset dan Teknologi. "Posisi empat menteri itu tidak boleh diganggu sampai 2014. Itu yang dilanggar dan kontrak itu sudah cacat dan belum diperbaiki," ungkap Refrizal.
Karena kontrak politik sudah dilanggar SBY, imbuh dia, PKS bisa saja bersikap kontrak khusus itu sudah tak ada lagi. "Komitmen koalisi sudah tidak ada dan tidak diperlukan. PKS tak perlu berkomitmen kepada koalisi karena kontrak koalisi dilanggar Presiden SBY," ujar anggota Komisi VI DPR itu.
JAKARTA - Ketua Kebijakan Publik DPP Partai Keadillan Sejahtera (PKS), Refrizal mengatakan bahwa PKS sebaiknya cepat keluar dari koalisi partai politik
BERITA TERKAIT
- Penjabat Gubernur Jateng Mendukung Penuh Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024
- Sebegini Honor PPK Pilkada Serentak 2024, Syarat Pendaftaran Banyak Banget
- Ahok Disebut Masih Ada Keinginan Maju di Pilgub DKI Jakarta
- Sekjen Gelora: Seingat Saya, Kalangan PKS Selama Kampanye Menyerang Prabowo-Gibran
- PKB dan NasDem Akan Bergabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Darmizal Merespons Begini
- Forum Umat Islam Sragen Imbau Semua Pihak Hormati Putusan MK dan KPU