Rekonsiliasi Palestina Terancam Gagal

Rekonsiliasi Palestina Terancam Gagal
Bendera Palestina. Foto: Haaretz

Termasuk di antaranya penghentikan pembayaran listrik untuk Gaza dan pemotongan gaji PNS yang dipekerjakan oleh PA.

Masalah pegawai dan persenjataan menjadi isu utama atas serah terima kekuasaan itu. Sebab, PA memiliki sekitar 60 ribu PNS di Jalur Gaza. Mayoritas mereka sudah tidak bekerja dan digantikan 40–50 ribu PNS yang digaji oleh Hamas.

Nasib para pegawai yang diangkat oleh Hamas itulah yang dipertanyakan. Mundurnya serah terima juga ditengarai bakal berimbas kepada pembayaran gaji mereka pada November.

PA menegaskan, jika gaji para pegawai itu gagal dibayarkan, rekonsiliasi yang sudah disepakati bisa terancam.

Selain pegawai, pembahasan tentang perlu atau tidaknya pelucutan senjata sayap tempur Hamas, Brigade al Qassam, menjadi topik hangat. Berbeda dengan Fatah, banyak negara menganggap Hamas sebagai kelompok militan.

Perlengkapan tempur mereka jauh lebih mumpuni daripada Fatah. Sebelumnya, Hamas menyerahkan seluruh jalur perbatasan ke tangan Fatah. Termasuk di antaranya perlintasan Rafah yang berbatasan dengan Mesir.

Begitu situasi kian panas, Abbas meminta agar tidak ada lagi pernyataan ke publik terkait rekonsiliasi demi menyelamatkan tujuan nasional Palestina dan hubungan dengan Mesir. Negara tersebut yang menjembatani rekonsilasi Abbas dan Fatah. (Reuters/The Times of Israel/sha/c4/any)


Satu setengah bulan setelah penandatanganan rekonsiliasi, Fatah dan Hamas sudah kembali saling tuding


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News