Rekreasi dan Edukasi di Kebun Binatang Dinilai Keliru

Rekreasi dan Edukasi di Kebun Binatang Dinilai Keliru
Rekreasi dan Edukasi di Kebun Binatang Dinilai Keliru
JAKARTA - Sejauh ini, kebun binatang mungkin merupakan salah satu tujuan wisata favorit bagi siswa sekolah di Indonesia. Selain rekreasi, salah satu alasannya adalah untuk belajar mengenai satwa liar. Namun Daniek Hendarto, Orangutan Campaigner dari Centre for Orangutan Protection (COP) menilai lain, sekaligus menyayangkan kebiasaan itu.

"Secara umum, tidak ada yang bisa dipelajari di kebun binatang. Apa yang bisa dipelajari dari satwa yang terkurung dengan segenap penderitaannya di dalam kandangnya? Apa yang bisa dipelajari dari pertunjukan orangutan? Itu semua sama sekali tidak lucu, dan tidak mendidik. Orangutan bukan mainan!" ungkapnya tegas, dalam siaran pers kepada media, Selasa (31/5).

Daniek menyebut, COP sendiri telah melakukan riset yang mendalam dan memantau kondisi orangutan di sejumlah kebun binatang. Secara umum, kondisinya menurut mereka tidak baik. Di mana orangutan terlihat menderita, sementara para pengunjung hanya menghabiskan waktu di depan kandang orangutan rata-rata maksimum 90 detik. Ini dinilai merupakan bukti bahwa kondisinya tidak menarik untuk rekreasi.

"COP memuji kemajuan Kebun Binatang Gembiraloka di Yogyakarta, yang telah menghentikan pertunjukan orangutan. Sebaliknya, COP mengecam Taman Safari yang menggunakan orangutan untuk pertunjukan sirkus. Secara teknis, sebenarnya mereka memiliki standar kelola dan pemeliharaan yang sangat baik. Namun sayangnya masih menggunakan orangutan untuk sirkus, maupun foto bersama dengan pengunjung," papar Daniek.

JAKARTA - Sejauh ini, kebun binatang mungkin merupakan salah satu tujuan wisata favorit bagi siswa sekolah di Indonesia. Selain rekreasi, salah satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News