Rencana Impor Guru Besar Direspon Beragam

Rencana Impor Guru Besar Direspon Beragam
Menristekdikti M Nasir. Foto: Agus Wahyudi/dok.JPNN.com

Untuk bisa masuk jurnal terindeks scopus, lanjut Warsono, antrenya hampir setahun. Bahkan tak jarang lebih dari satu tahun, karena naskah sudah menumpuk. Jadi harus berurutan. 

“Ini salah satu kendala kenapa kita banyak doktor yang masih belum bisa mengajukan guru besar meski menyandang gelar doktor cukup lama,” tuturnya.

Saat ini Unesa punya 132 doktor. Mereka terus didorong agar melakukan riset ilmiah. 

Kampus pun mendukung dengan memberi bantuan dana riset antara Rp 25 juta – Rp 50 juta untuk menghasilkan karya yang layak masuk jurnal internasional. Total anggaran yang disediakan tahun ini mencapai Rp 20 miliar. 

Menurut Warsono, idealnya Unesa memiliki 450 guru besar atau sekitar 50 persen dari total dosen. 

“Di indonesia belum ada. Rata-rata masih sekitar 15-25 persen. Ini hanya persoalan tradisi ilmiah yang perlu dibangun,” ungkapnya. 

Meski demikian, jika impor gubes menjadi salah satu pilihan, maka pihaknya akan mengambil positifnya. 

”Kami ambil positifnya, ketika jumlah gubes dari luar negeri meningkat, maka pengetahuan dosen dan mahasiswa juga bagus. Itu juga sangat baik untuk dosen dan profesor di Unesa untuk lebih meningkatkan kualitasnya,” kata Warsono.

SURABAYA - Kalangan perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya tidak antusias merespon rencana Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News