Rendang Unta William Wongso

Oleh Dahlan Iskan

Rendang Unta William Wongso
Dahlan Iskan (tengah) bersama William Wongso. Foto: disway.id

Ia juga baru pulang dari Paris. Menghadiri festival kuliner 60 negara. Di bawah menara Eiffel. ”Jepang menyajikan masakan berwarna hitam,” kata William.

Black Ramen. Mie ramen warna hitam. Paling ramai penggemarnya. ”Warna hitamnya datang dari wijen hitam,” katanya.

William tidak mau dipuji. Justru ia selalu memuji pejuang kuliner Indonesia lainnya. Seperti Rustono. Yang begitu gigihnya mempromosikan tempe di Jepang.

Berhasil. Kini punya pabrik tempe di Jepang. Dan Korea. Dan Meksiko. Sebentar lagi di Rusia.

William akan terus berjuang dengan rendangnya. Ia sudah mencoba daging apa saja. Sapi, kambing, kelinci, bebek, dan berbagai daging binatang liar di Afrika.

”Yang saya gagal adalah bikin rendang daging gajah,” katanya. ”Saya telat datang. Gajahnya sudah dua hari ditembak. Saya baru tiba di Afrika,” tambahnya.

Kalau daging unta, katanya, pasti enaknya. Apalagi kalau di bumbunya disertakan lemak dari punuk unta. Rasanya khas sekali.

Apalagi kalau dapat daging unta asli Saudi. Yang digembala secara liar di gurun. Yang makanannya tumbuhan pendek berduri. Yang tumbuh di sela-sela batu. Yang entah bagaimana duri itu tidak bisa bikin luka mulut unta.

Rendang unta pasti enak. Apalagi daging unta asli Saudi. Bumbunya disertakan lemak dari punuk unta. Anda harus percaya. Lihatlah foto, nikmati khayalannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News