Repotnya Memamerkan Lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional

Rayu Kolektor agar Mau Pinjamkan Koleksinya

Repotnya Memamerkan Lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional
Werner Krauss, Kurator Pameran berpose di depan lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro. Foto: Dhimas Ginanjar/JAWA POS
 

Sebelum melanjutkan bicara, pria 68 tahun tersebut diam sejenak, memperhatikan lukisan yang memesonanya itu. Terlihat jelas bahwa dia jatuh cinta pada lukisan di atas kanvas dengan cat minyak tersebut. Tangannya diangkat menunjuk sisi sebelah kiri lukisan yang berwarna lebih gelap. Tempat dua tentara berkuda berbaju merah dan tiga penduduk pribumi duduk.

 

Tanpa menyentuhnya, dia menyebut bahwa bagian tersebut dahulu rusak parah hingga 70 persen. Lukisan itu semula menjadi koleksi Istana Kerajaan Belanda, lalu dihibahkan ke pemerintah Indonesia pada 1978. Karya lukis tersebut kemudian diperbaiki selama dua pekan, kemudian disimpan di Istana Bogor sebelum disimpan sebagai koleksi Istana Kepresidenan. "Ini karya masterpiece," imbuhnya.

 

Karena itulah, saat Goethe Institut Jakarta berniat menyelenggarakan pameran tunggal karya Raden Saleh di Galeri Nasional, Krauss langsung meminta lukisan Penangkapan Diponegoro harus ikut ditampilkan. Selain Penangkapan Diponegoro, dia meminati tiga lukisan lainnya, yakni Kuda Arab Diterkam Singa, Berburu Banteng di Jawa, dan Harimau Sedang Minum.

 

Informasi yang dia peroleh, restorasi lukisan-lukisan Raden Saleh di Istana Negara menelan biaya hingga Rp 2 miliar. Selain kanvas yang sobek, konstruksi pigura hingga warna yang memudar membuat lukisan-lukisan tersebut perlu penanganan khusus.

Pameran tunggal lukisan Raden Saleh di Galeri Nasional Jakarta pada 3"17 Juni 2012 membutuhkan biaya miliaran rupiah. Pameran pertama setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News