Republik Pecah! Korban Donald Trump Ingin Nyoblos Hillary

Republik Pecah! Korban Donald Trump Ingin Nyoblos Hillary
Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com - WASHINGTON - Meski Konvensi Nasional Partai Republik AS menetapkan Donald Trump sebagai calon presiden (capres) resmi, tidak semua petinggi partai suka. Sebelas dua belas, Trump juga tak lantas mendukung karier politik politikus Republik.

Ya, suara Partai Republik pecah terbelah. Padahal pilpres AS tinggal tiga bulan. Selasa (2/8) kemarin waktu setempat, Trump membuat perpecahan Republik kian nyata. Taipan 70 tahun itu terang-terangan menolak permintaan partai untuk mendukung Paul Ryan yang bakal kembali mencalonkan diri sebagai ketua House of Representatives (DPR AS). Selain itu, dia tidak mau ikut mempromosikan senator John McCain yang hendak mencalonkan diri lagi.

"Saya belum berpikir sampai sana,’’ kata Trump kepada Washington Post ketika ditanya apakah akan mendukung Ryan dalam primary Negara Bagian Wisconsin. 

Media di AS menduga Trump sengaja bersikap demikian untuk membalas kritik Ryan dan McCain atas kasus Humayun Khan. Humayun Khan adalah serdadu Angkatan Darat AS berpangkat kapten yang gugur saat bertugas di Iraq. 

Dia mendapat penghargaan berupa Bronze Star Medal dari pemerintah karena keberaniannya di medan perang. Pekan lalu orang tua Khan, yakni Khizr dan Ghazala, memaparkan kisah sang putra dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat. Dari podium, mereka juga mengkritik kebijakan Trump yang melarang muslim masuk AS.

Pidato Khizr dan Ghazala tersebut menuai apresiasi positif dari publik. Namun, pidato itu juga membuat orang tua Khan tersebut berseteru dengan Trump. Di sisi lain, perseteruan itu lantas melahirkan kelompok Republik baru yang anti-Trump.

Popularitas pemilik Trump Tower itu pun langsung turun. Tetapi, tim sukses pebisnis Manhattan tersebut menganggap kasus itu sebagai hal biasa yang tidak akan mengubah peta politik Republik.

Manuver politik Trump mengakibatkan sejumlah tokoh partai berlambang gajah tersebut putar haluan. Meski tetap menjadi Republikan (sebutan untuk para pendukung Republik), mereka berencana mencoblos Hillary Clinton. Salah satunya adalah Meg Whitman yang selama ini menjadi donatur dan penggalang dana untuk partai. Dia menyatakan bahwa citra Trump sebagai sosok kontroversial sangat buruk bagi AS.

WASHINGTON - Meski Konvensi Nasional Partai Republik AS menetapkan Donald Trump sebagai calon presiden (capres) resmi, tidak semua petinggi partai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News