Reshuffle dan Impeachment

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Reshuffle dan Impeachment
Presiden Jokowi Foto: Ricardo/JPNN

Tujuan poros tengah adalah menghambat Megawati Soekarnoputri dari PDIP supaya tidak bisa menjadi presiden RI meskipun partainya menjadi pemenang pemilu.

Pemakzulan Gus Dur dipicu oleh laporan yang disampaikan Panitia Khusus (Pansus) DPR terkait dugaan penggunaan dana Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan Bulog sebesar 4 juta dolar AS. 

Selain itu, Gus Dur juga diduga menggunakan dana bantuan Sultan Brunei Darussalam sebesar 2 juta dollar AS.

Selama menjadi Presiden RI, Gus Dur mengeluarkan kebijakan yang dianggap kontroversial.

Penghapusan Tap MPR yang membahas tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengeluarkan Dekrit Presiden yang berisikan tentang pembubaran parlemen. 

Konflik antara Gus Dur dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan MPR makin tajam setelah keluarnya Dekrit Presiden 23 Juli 2001.

Gus Dur yang tidak hadir dalam sidang itu, dicopot dari kursi presiden RI. Gus Dur sempat bertahan di Istana, tetapi keesokan harinya, Kamis, 26 Juli 2001, Gus Dur keluar dari istana dan langsung terbang ke Amerika Serikat (AS) untuk berobat. 

Tampuk kepresidenen kemudian beralih ke Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz sebagai wakil presiden.

Jokowi kelihatannya sudah berancang-ancang melakukan reshuffle kabinet, sementara lawan-lawan politik Jokowi memunculkan wacana impeachment.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News