Revisi Permen PLTS Atap Dinilai Berpotensi Dorong Masyarakat Keluar dari Jaringan PLN

Hal lain yang dikeluhkan masyarakat dan pelaku industri, menurut Sumaryo adalah terkait perizinan.
Baik keterlambatan maupun adanya keengganan untuk mengabulkan persetujuan, padahal permintaan terhadap PLTS Atap juga tercatat meningkat tajam dari tahun ke tahun.
Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, pelanggan PLTS Atap secara nasional per Juli 2023 mencapai 105,42 mega watt, yang berasal dari 7.472 pelanggan.
Jumlah pelanggan terbesar dari rumah tangga sebesar 17% dan kapasitas terbesar dari satu industri sebesar 47%. Potensinya sendiri secara nasional mencapai 32,5 gigawatt, baik dari pelanggan golongan rumah tangga, industri, bisnis, sosial maupun pemerintah.
Kementerian juga menargetkan bangunan PLTS Atap secara bertahap sebesar 3,61 giga watt sampai dengan tahun 2025 (tahun 2023 ditargetkan sebesar 900 megawatt dan tahun 2024 sebesar 1,8 giga watt). (esy/jpnn)
Revisi Permen PLTS Atap dinilai berpotensi mendorong masyarakat keluar dari jaringan PLN.
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- PLN IP Berdayakan Penyandang Disabilitas Untuk Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
- PLN IP Penuhi Kebutuhan Energi Bersih Untuk Masyarakat Wilayah Terluar
- Perkenalkan Profil Perusahaan, PLN IP UBH Gelar Casual Meeting Bersama Wartawan
- PLTS Terapung Saguling Jadi Proyek Pertama yang Dibiayai Publik & Swasta
- GEAPP Dorong Percepatan Penerapan Energi Bersih di RI, Perlu Kerja Sama Multipihak
- Kembangkan Energi Surya, PLN Indonesia Power Perkuat Industri PLTS dari Hulu ke Hilir