Rhenald Kasali: Tepat! Transformasi Indonesia ke Pariwisata

Rhenald Kasali: Tepat! Transformasi Indonesia ke Pariwisata
Rhenald Kasali. Foto: dokumen JPNN.Com

”Pengembangan produk ini juga harus menjadi konsentrasi daerah, pemerintah daerah harus seirama dengan pemerintah pusat dalam mengembangkan pariwisata terutama pengembangan kualitas destinasi atau produk,” ujarnya.

Rhenald mengambil contoh Danau Toba. Saat ini produknya baru berupa danau yang indah yang diberikan Tuhan untuk Indonesia.

”Heritage-nya harus digenjot, paket-paket wisatanya harus diperbaharui, aksesnya, amenitasnya, transportasinya, guide-nya, homestay-nya. Jadi pengembangan produk harus juga jadi prioritas,” ujar Rhenald.

Yang kedua, alokasi anggaran dari pemerintah harus disiapkan juga untuk promosi. Rhenald mengatakan, Presiden Jokowi harus bersyukur karena memiliki menteri sekelas Arief Yahya. Karena promosi di dunia sudah sangat terasa dan memang Arief Yahya jagonya.

Kata dia, pria asal Banyuwangi itu sosok yang tepat karena sangat mengerti dengan pertarungan digital dan persaingan ekonomi. ”Urusan ini saya tahu betul kalau Presiden Jokowi sangat happy. Saya sudah lihat taxi di London, kereta, iklan digital di New York dan sebagainya. Semuanya di-branding Wonderful Indonesia. Pak Arief Yahya tahu betul urusan promosi itu. Dan saya sangat optimistis jika pak Arief Yahya yang mengerjakan ini, semua akan tercapai, karena memang beliau pakarnya untuk urusan pertarungan-pertarungan itu,” katanya.

Dan yang ketiga, masih kata Rhenald, alokasi anggaran yang berikutnya adalah untuk penguatan kelembagaan dalam hal ini Kemenpar dan semua elemen yang terkait. ” Kemenparnya harus semakin kuat, jangan lupa tekhnologi digitalnya disiapkan, penguatan SDM-nya, dan semua yang terkait dalam mengemas pariwisata dari produk hingga promosi. Karena hal itu yang belum kita punya, strory yang mengemas produk menjadi Pariwisata yang sangat menarik,” katanya.

Rhenald mengambil contoh Pulau Komodo di Labuan Bajo yang sebenarnya lebih menarik dibandingkan dengan beruang di Alaska. Namun, kemasan Beruang di Alaska lebih bagus karena didukung SDM yang mengemas destinasi jadi menarik ditambah dengan story.

”Padahal ketemu beruangnya saja tidak. Sedangkan kita, sudah pasti ketemu komodo. Kita produk bagus, namun belum dikemas baik,” katanya.

JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) yang juga praktisi bisnis ternama di Indonesia, Rhenald Kasali rupanya menjadi salah satu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News