RI Optimis Unggul di Perundingan Kinabalu
Sabtu, 04 September 2010 – 07:37 WIB
Belajar dari pengalaman, selama ini perundingan perbatasan laut selalu ditempuh dalam waktu yang cukup lama. Proses perundingan tidak langsung tuntas dalam satu kali pertemuan. Perundingan perbatasan laut dengan Vietnam saja baru tuntas setelah 32 tahun. Perundingan dengan Singapura selesai dalam waktu 5 tahun. "Ini sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh keseriusan," jelasnya.
Baca Juga:
Marty menanggapi pendapat miring yang beredar terkait anggapan bahwa diplomasi Indonesia lemah terkait wilayah perbatasan. Menurut Marty, dalam diplomasi wilayah diperlukan kerja keras yang efektif. Dia mengatakan, pelaksanaan diplomasi dan politik luar negeri saat ini tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi dengan kerja keras. "Tantangan itu bukan hanya memiliki dimensi politik luar negeri, tapi telah mengaburkan batas-batas negara, karena sifatnya melintas batas," jelas Marty.
Marty menolak menanggapi pidato Presiden SBY yang meminta perundingan diselesaikan dengan cepat. Menurut Marty, tidak sebaiknya isu perbatasan ini dibentur-benturkan dengen kepentingan politik. "Janganlah pro dan kontra dibenturkan. Intinya kita sudah bersiap untuk melakukan perundingan dengan baik," kata dia.
Yang pasti, pihaknya akan berupaya mempercepat sehingga tak memakan waktu yang cukup lama, seperti sebelumnya dengan beberapa negara lain. Poin lain yang ingin dicapai dari perundingan itu adalah pemerintah ingin komitmen dan tekad bersama untuk mempercepat perundingan. "Maka perlu diperhatikan tentang SOP di lapangan untuk memastikan insiden seperti kemarin tidak terulang kembali," kata dia.
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) optimis unggul dalam perundingan Joint Ministry Commission yang memahas perbatasan dengan Malaysia. Menteri
BERITA TERKAIT
- Kubu Oposisi Israel Dukung Negara Palestina Merdeka dengan Syarat
- Tegas! Mesir Menolak Tampung Warga Gaza di Sinai
- Alhamdulillah, 3 Negara Eropa Ini Akhirnya Akui Palestina
- Pesawat Singapore Airlines SQ321 Mengalami Turbulensi, 9 WN Malaysia Luka-Luka
- Prancis Dukung ICC Tangkap Pimpinan Israel dan Hamas
- Iran Mulai Menyelidiki Kecelakaan Helikopter Presiden Ebrahim Raisi