Ribuan Guru Doa Bersama Minta Kesejahteraan

Hal senada dikatakan, Hj Faiza SPd bahwa tenaga honorer begitu masuk namanya di K2 tiba–tiba hilang. Kemungkinan namanya tergantikan dengan nama yang lain. Ini semua tidak diketahui asal usulnya, akhirnya tidak adil dalam pengangkatan CPNS bagi tenaga honorer yang sudah berbakti di sekolah,” ujarnya.
Ditambahkan bahwa profesi guru dalam mengajar harus di hargai sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. “Khususnya guru di tingkat SD yang merupakan sebagai pondasi dari pada jenjang pendidikan,” terangnya.
Terpisah Kepala SDN Inpres Bumi Sagu, Dra Hj Aiman H Mado mengatakan, Pemkot belum maksimal dalam menata pendidikan di Kota Palu. Memberikan tunjangan terhadap guru jangan cuma setengah – setengah, jika guru diutamakan maka akan meningkatkan kualitas pendidikan. “Dengan pendidikan yang baik maka akan membangun bangsa ini, khususnya di Kota Palu,” ujarnya.
Apa yang menjadi harapan PGRI Palu katanya, harus direspon oleh pemerintah, baik dari pemprov maupun pemkot. Karena masih banyak tenaga honorer yang menerima honor yang tidak layak. Sehingga pemerintah dapat membantu untuk memberikan honor yang lebih layak,”jelasnya.(opn/cr5).
PALU - Ribuan Guru atau Tenaga Pendidik yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se-Sulteng, menggelar aksi damai dengan doa
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Pesan dari Merauke untuk Pemerintah Pusat: Jangan Ada Lagi Cerita Anak Papua Tidak Sekolah
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Prodi Desain Interior PresUniv Bejibun Beasiswa, Gampang Dapat Pekerjaan
- Sudah Ada Guru ASN Ditempatkan di Sekolah Swasta hingga Pensiun
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra