Ribuan Pemburu Diskon Serbu Mal Sehari Setelah Natal
Gwen Florencia Ali, seorang warga Melbourne asal Indonesia yang memilih bekerja di musim liburan, mengatakan toko-toko lebih banyak membutuhkan tenaga kerja saat Boxing Day dengan bayaran lebih mahal.
Asosiasi Ritel di Australia (ARA) mengatakan pemotongan pajak dan suku bunga yang turun telah gagal menggairahkan nilai belanja, bahkan nilainya menjelang Natal disebut-sebut yang terendah dalam sebelas tahun terakhir.
Daya tarik diskon besar-besaran menjadi alasan kuat seorang warga asal Geelong, Wendy Norris, untuk bangun jam 03:00 pagi dan pergi ke pusat kota Melbourne bersama keluarganya.
External Link: Suasana Boxing Day di Australia
"Kita ingin mendapat semua diskon dan juga merasakan pengalamannya," kata Wendy.
"Ibu kami tidak suka kalau kalah cepat," kata James, anak Wendy.
Sementara itu di Sydney, salah satu warga yang sedang mencari pakaian untuk malam tahun baru, mengatakan datang langsung ke toko memberikan kepastian lebih daripada belanja online.
"Belanja online butuh pengiriman, jadi saya belum tentu mendapatakannya sekarang, dan kalau kita datang lebih awal, hampir tak ada kerumunan," katanya.
Ribuan pemburu diskon memenuhi pertokoan di seluruh penjuru di Australia saat Boxing Day, sehari setelah Natal
- Dunia Hari Ini: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara