Rich Weber

Oleh Dahlan Iskan

Rich Weber
Dahlan Iskan.

Tentu tidak semua orang Tionghoa begitu. Juga tidak semua orang Amerika begitu.

Kamis lalu saya ke Lawrence. Melewati Interstate 70. Dengan kecepatan rata-rata 120 km/jam. Selama tiga jam. Ke kota universitas: Kansas University. Tidak sama dengan Kansas State University.

Sepanjang perjalanan itu saya diskusi. Dengan John Mohn dan istrinya. Mengenai adagium tadi. Juga mengenai warisan. Yang berlaku di Amerika.

Di Amerika, orang tua memang tidak memanjakan anaknya. Namun orang tua juga tidak manja pada anaknya.

Kebiasaan orang Amerika seperti ini: ketika anak sudah berumur 10 atau 11 tahun mulailah diberi tahu. Orang tua hanya akan membiayainya sampai si anak umur 20 tahun. Yakni hanya sampai anak lulus collage. Setingkat D-2.

Dengan modal itu seharusnya sang anak sudah akan bisa bekerja. Cari uang sendiri. Kalau mau tambah sekolah harus cari biaya sendiri. Kadang ada orang tua yang menjanjikan membiayai sampai S-1.

'Pemberitahuan' seperti itu disampaikan berapa kali?

Berkali-kali. Setiap kali orang tua mengulangi kalimat itu. Setahun bisa dua-tiga kali. Semua anak pasti tahu sikap orang tua seperti itu.

Mereka tidak akan pernah mengeluh: kok anaknya tidak mau merawatnya. Itulah prinsip hidup keluarga Amerika. Muda menyiapkan anaknya, tua tidak mau merepotkan anaknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News