Rich Weber

Oleh Dahlan Iskan

Rich Weber
Dahlan Iskan.

Setelah tidak membiayai anak, orang tua mulai menabung. Untuk kepentingan hari tuanya sendiri. Agar kelak tidak merepotkan anak.

Sudah waktunya orang tua menyenangkan diri sendiri: jalan-jalan. Sudah cukup menghabiskan waktu untuk anak. Sudah cukup menghabiskan waktu untuk bekerja. Giliran waktunya untuk dirinya sendiri. Melakukan apa yang disukainya.

Dalam kasus Pak Rich Weber tadi yang disukai adalah ketenangan. Maka menjelang pensiun ia jual rumahnya di kota. Ia beli tanah 12 ha. Di desa terpencil. Yang harga tanahnya masih murah.

Lalu membangun rumah kecil saja. Cukup tiga kamar. Untuk dirinya dan kalau dua anaknya datang. Misalnya di hari Natal.

Kesibukan hariannya adalah membaca buku. Melihat TV. Memotong rumput. Dengan mesin. Ia tinggal duduk di atas mesin itu.

Memotong rumput 12 ha hanya enam jam. Dua minggu sekali.

Sesekali mereka ke kota. Naik mobil. Di Amerika sangat biasa: melihat orang sangat tua mengemudikan mobil.

Kalau yang suami meninggal duluan semua warisan jatuh ke istri. Tidak ada yang jatuh ke anak. Anak sudah cukup dibekali dengan pendidikan. Baru kalau istri juga meninggal warisan jatuh ke anak.

Mereka tidak akan pernah mengeluh: kok anaknya tidak mau merawatnya. Itulah prinsip hidup keluarga Amerika. Muda menyiapkan anaknya, tua tidak mau merepotkan anaknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News