Rifan Financindo Intensifkan Edukasi

jpnn.com, SURABAYA - Literasi keuangan masyarakat Indonesia dinilai masih rendah. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya korban dari investasi bodong. Apalagi, jenis investasi ilegal itu sudah menggunakan modus operandi yang makin canggih dan variatif.
Kondisi tersebut diperparah dengan minimnya pengetahuan masyarakat tentang perusahaan investasi legal. Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) Teddy Prasetya menyatakan, lemahnya literasi keuangan, terutama di bidang investasi, terjadi karena masyarakat Indonesia lebih menyukai segala sesuatu yang instan.
Akibatnya, investasi bodong makin marak dan memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap investasi yang justru legal. Karena itulah, saat ini Teddy dan pihaknya mulai terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Terutama untuk investasi perdagangan berjangka komoditas (PBK) yang selama ini tingkat literasinya sangat minim.
’’Masyarakat memang masih awam dengan investasi ini karena umumnya hanya mengenal saham, obligasi, reksa dana, dan deposito. Apalagi, sekarang ada citra negatif yang melekat di kalangan pelaku perusahaan pialang. Makanya kami saat ini benar-benar mengintensifkan edukasi,’’ ujarnya.
Meski demikian, Teddy optimistis potensi industri itu bakal berkembang cepat. Terbukti, jumlah nasabah RFB terus tumbuh setiap tahun. (pus/c14/sof/JPNN/pda)
BERITA TERKAIT
- HSB Investasi Raih Penghargaan Best New Mobile Trading Platform Indonesia 2020
- Terapkan Prototype Kliring, INDODAX Gandeng Perusahaan BUMN
- Didimax Berjangka Jadi Sponsor Trading Resmi Persib Senilai 10 Miliar
- Gandeng ACT, HSB Investasi Salurkan Bantuan untuk Perangi COVID-19
- Buka 7 Kantor Cabang, Didimax Berjangka Menyiapkan Modal Kerja Rp105 Miliar
- Kabar Pagi, Harga Minyak Dunia Jatuh Lagi