Risang Bima

Oleh: Dahlan Iskan

Risang Bima
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka dia berhenti sebagai wartawan.

Baca Juga:

Dia ingin membela rakyat secara langsung. Dia jadi pengacara di Bangkalan, Madura. Bukan pengacara komersial.

Dia jadi pengacara yang membela rakyat. Nama kantor hukumnya: Rumah Advokasi Rakyat (RAR). Motonya, (bacalah dengan hanya lirikan mata): Fuck the System.

Risang memang masih berpegang pada prinsip lamanya: cara biasa tidak akan bisa menyelesaikan persoalan.

Di pemilu tahun ini Risang dapat pekerjaan advokasi dua caleg di Bangkalan. Yakni caleg yang tiba-tiba suaranya berkurang.

Seperti kata Risang, yang seperti itu sudah lazim terjadi. Sejak dulu. "Saya bisa selesaikan ketika prosesnya masih di PPS. Kalau sudah sampai KPUD tidak bisa," katanya.

Modusnya sama: angka di rekapan plano dihapus. Dengan tape ex. Lalu diisi dengan angka baru.

"Kita harus datang saat proses rekap belum selesai. Ketika pengawas pemilu masih pegang plano yang ada tanda tangan basah," katanya.

COPET-copetan belum selesai. Bahkan ada pencopet yang kemudian dirampok. Tetapi semuanya akan selesai dengan damai. Tanggal 20 Maret depan hasil Pemilu selesai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News