RISE: 5 Rekomendasi Kebijakan Ini Harus Dilakukan Agar Sistem Pendidikan Indonesia Naik Level

RISE: 5 Rekomendasi Kebijakan Ini Harus Dilakukan Agar Sistem Pendidikan Indonesia Naik Level
Presentasi penelitian yang dilakukan The SMERU Research Institute (SMERU) melalui Program (RISE). Foto: dok SMERU

"Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan target-target yang realistis, mengukur perkembangan pembelajaran siswa, dan memberikan dukungan kepada kabupaten/kota dengan tingkat pembelajaran rendah," tutur Emilie.

Menyambung presentasi Emilie, peneliti SMERU Delbert Lim memaparkan temuan penting dari studi RISE yang mengkaji pembelajaran siswa selama pandemi Covid-19.

Menurut dia, pembelajaran yang paling efektif adalah saat setiap peserta didik dapat belajar sesuai tingkat kemampuan mereka.

"Temuan ini turut memperkuat soal pentingnya mengukur kemampuan siswa," tambah Lim.

Selain itu, lanjut dia, hasil pengukuran kemampuan siswa juga dapat memberikan petunjuk mengenai metode terbaik untuk siswa belajar dan materi paling tepat untuk diajarkan kepada mereka.

Plt. Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Kemendikbudristek Irsyad Zamjani mengatakan bahwa fokus pada keterampilan-keterampilan dasar sudah diterjemahkan oleh pemerintah ke dalam berbagai inisiatif, seperti Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Darurat.

Kurikulum Darurat, kata Irsyad, digunakan pada masa pandemi Covid-19 dengan mendorong sekolah untuk menyederhanakan kurikulum sehingga lebih fokus pada materi esensial serta pembelajaran yang lebih fleksibel dan berorientasi kepada siswa.

Irsyad menjelaskan pengukuran pembelajaran juga sedang dilakukan melalui Asesmen Nasional yang tidak hanya mengukur kualitas hasil seperte literasi, numerasi, dan karakter, tetapi juga proses pembelajaran, termasuk lingkungan belajar.

RISE menyebut ada lima prioritas kebijakan yang harus dilakukan agar sistem pendidikan bisa bergerak ke tingkat selanjutnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News