RISE: 5 Rekomendasi Kebijakan Ini Harus Dilakukan Agar Sistem Pendidikan Indonesia Naik Level

RISE: 5 Rekomendasi Kebijakan Ini Harus Dilakukan Agar Sistem Pendidikan Indonesia Naik Level
Presentasi penelitian yang dilakukan The SMERU Research Institute (SMERU) melalui Program (RISE). Foto: dok SMERU

"Hasil Asesmen Nasional tahun lalu juga sudah dituangkan ke dalam Rapor Pendidikan sebagai database kinerja sistem pendidikan. Ini merupakan komitmen dari Kemendikbudristek atas penguasaan kemampuan dasar dan pengukuran pembelajaran," jelas Irsyad.

Kemudian, peneliti SMERU Niken Rarasati memaparkan tentang tiga hal yang perlu diselaraskan untuk meningkatkan kualitas guru, yaitu aktor-aktor yang berperan dalam sistem keguruan, relasi akuntabilitas antaraktor, serta koherensi antara berbagai relasi tersebut.

Dia menilai untuk menyelaraskan sistem yang berfokus pada foundational learning, dibutuhkan banyak perubahan pada semua aktor secara bersamaan agar koheren.

Para aktor dalam sistem pendidikan ini ialah pemerintah (baik pusat maupun daerah), organisasi (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan/LPTK, lembaga pelatihan guru), garda depan (dosen, pelatih guru, fasilitator di daerah), sekolah, guru, masyarakat, dan siswa.

"Dukungan bagi guru dalam memfasilitasi pembelajaran yang efektif sangat penting demi terciptanya generasi masa depan yang cakap dan berdaya saing," kata Niken.

Untuk itu, lanjut dia, iperlukan kebijakan dan sistem yang koheren untuk menghasilkan guru yang berkualitas.

Peneliti SMERU Ulfah Alifia menyampaikan beberapa rekomendasi berdasarkan hasil studi RISE.

Salah satu rekomendasi itu ialah memperbaiki proses perekrutan guru dengan menjadikan keterampilan mengajar sebagai salah satu indikator penilaian dalam menyeleksi guru.

RISE menyebut ada lima prioritas kebijakan yang harus dilakukan agar sistem pendidikan bisa bergerak ke tingkat selanjutnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News