Riset INDEF: Shopee jadi Platform yang Paling Dipilih dan Digunakan UMKM

Riset INDEF: Shopee jadi Platform yang Paling Dipilih dan Digunakan UMKM
Pelaku UMKM kini makin memanfaatkan digitalisasi dalam mengembangkan bisnisnya. Hal itu terungkap dari hasil riset INDEF. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Selain aplikasi e-commerce Shopee, aplikasi media sosial seperti Facebook Marketplace (33,46 persen), Instagram Shop (28,74 persen), dan TikTok Shop (20,87 persen) menempati posisi kedua hingga keempat secara berurutan, sebagai tempat berjualan online yang paling banyak digunakan oleh pelaku UMKM selama satu tahun terakhir.

Aplikasi media sosial Facebook dan Instagram ini memungkinkan para penggunanya melakukan pemasaran bisnis melalui berbagai fitur seperti Feed, Story, maupun Marketplace/Shop.

Riset INDEF tersebut juga menganalisis tempat berjualan online yang “paling sering digunakan”. Berdasarkan hasil riset tersebut, Shopee konsisten menempati posisi pertama sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan oleh para pelaku UMKM dengan persentase sebesar 36,22 persen, diikuti oleh Facebook Marketplace (18,50 persen) dan Online Food Delivery (16,93 persen) seperti GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood.

Riset INDEF: Shopee jadi Platform yang Paling Dipilih dan Digunakan UMKM

Merujuk pada hasil riset INDEF, pelaku UMKM memiliki tiga alasan utama mengapa mereka menerapkan digitalisasi dalam bisnisnya. Tiga alasan utama tersebut meliputi kepraktisan dalam berjualan secara online (79,13 persen), eksposur/trafik yang lebih luas (72,83 persen), dan potensi pertumbuhan bisnis yang lebih cepat (69,69 persen).

Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF Izzudin Farras mengungkapkan terlepas dari pertumbuhan ini, keterampilan digital tetap menjadi tantangan bagi UMKM untuk bisa masuk dalam digitalisasi.

“Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan bisnis adalah dengan mengikuti program edukasi atau pelatihan UMKM yang diadakan oleh berbagai platform e-commerce,” jelas Izzudin Farras.

Izzudin Farras menjelaskan beberapa tantangan utamanya adalah ketatnya persaingan antar pelaku usaha dalam platform digital (96,46 persen) dan kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam penggunaan platform digital (83,46 persen).

Pelaku UMKM kini makin memanfaatkan digitalisasi dalam mengembangkan bisnisnya. Hal itu terungkap dari hasil riset INDEF.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News