Ritme Putin
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - VLADIMIR Putih berubah strategi. Kini Presiden Rusia itu tidak tampak terlalu emosi lagi. "Kita tidak kesusu harus segera mengakhiri perang," kata Putin Rabu lalu.
Hari itu ia berbicara di depan wartawan di Turkmenistan, salah satu negara pecahan Uni Soviet.
Para mantan Soviet itu memang rutin melakukan pertemuan tingkat tinggi. Terutama para mantan yang masih pro-Rusia.
Harian New York Times menggambarkan ''suasana kebatinan'' baru Putin itu dengan sangat baik. Putin digambarkan tidak lagi mudah emosi. Tidak seperti di awal perang. Kini ia lebih santai, tenang dan percaya diri.
"Kita tidak tertarik lagi berbicara soal batas waktu," katanya.
Berarti perang ini akan menjadi perang yang santai. Putin tidak risau sama sekali mengenai jalannya perang yang pelan-pelan. Itu sudah sesuai dengan ritme yang ia inginkan.
Dengan santainya Putin menyampaikan rasa puasnya atas perkembangan di medan perang. "Pekerjaan kita berjalan lancar, mulus dengan irama yang teratur," ujar Putin.
Bayangkan, jalannya perang digambarkan seperti itu. Alangkah pe-de-nya Putin.
Putin masih ingin menjatuhkan pemimpin Ukraina itu: Zelenskyy. Bukan karena Zelenskyy telah tega membantah klaim Presiden Jokowi soal -pesan kepada Putin-.
- Aktivis 98 Sebut Presiden Jokowi Mengkhianati Cita-Cita yang Diperjuangkan Reformasi
- Aktivis 98 Sebut Selama Era Jokowi Praktik KKN Dipertontonkan Secara Vulgar
- Dua Bule Amerika Aniaya Pecalang di Bali
- Pengamat Nilai PDI Perjuangan Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran
- Jokowi dan Gibran Lagi Cari Rumah, Mau Merapat ke Golkar? yang Benar Saja
- Maraton Pilpres