Rp 7,2 M Dana KMKK di BJB Pekanbaru Dikorupsi, 2 Terdakwa Dihukum 7 Tahun Bui

Selain pidana penjara, kedua terdakwa juga diwajibkan membayar denda sebesar Rp 200 juta subsider 6 bulan kurungan.
Di luar hukuman itu, Arif Budiman diharuskan mengganti kerugian keuangan negara sebesar Rp 7.233.091.582 subsidair 4,5 tahun penjara.
Vonis tersebut lebih ringan daripada tuntutan JPU yang meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara 8,5 tahun dan denda Rp 200 juta kepada kedua terdakwa.
Namun, baik JPU maupun terdakwa masih pikir-pikir soal putusan tersebut.
Perkara yang menyeret Arif dan Indra itu bermula ketika Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau menerima laporan tentang hilangnya dana nasabah di BJB.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi akhirnya menetapkan IO dan TR sebagai tersangka. Indra merupakan mantan manajer komersial BJB Cabang Pekanbaru, sedangkan TR adalah teller bank.
Baik IO maupun TR sudah diadili dan dinyatakan bersalah. Namun, polisi menemukan pidana lain dalam perkara itu, yakni kredit fiktif.
Kasus itu juga menyeret Arif Budiman selaku debitur. Dia merupakan pengelola CV Palem Gunung Raya, CV Putra Bungsu, CV Hikmah, dan CV Putra Wijaya yang mengajukan permohonan KMKK standby loan di BJB Kota Pekanbaru pada 18 Februari dan 23 Februari 2015.
Pengadilan Tipikor Pekanbaru menyatakan Arif Budiman dan Indra Osmer Gunawan terbukti mengorupsi dana kredit modal kerja konstruksi (KMKK) dari BJB Pekanbaru..
- Prabowo Percaya Hakim Bergaji Besar Tidak Bisa Disogok
- KPK Periksa Mantan Direktur LPEI Terkait Kasus Korupsi Fasilitas Kredit
- Dukung RUU Perampasan Aset, Prabowo Sentil Koruptor: Enak Saja Sudah Nyolong...
- Yunus Wonda Diminta Bertanggung Jawab di Kasus PON XX Papua
- MUI Dukung Kejagung Membongkar Habis Mafia Peradilan
- Eks PJ Wali Kota Pekanbaru dan 2 Anak Buahnya Akui Terima Gratifikasi Miliaran Rupiah