RPH Ayam di Cengkareng Diprotes Warga

RPH Ayam di Cengkareng Diprotes Warga
RPH Ayam di Cengkareng Diprotes Warga
”Kita warga juga berhak untuk menghirup udara segar. Mending menghirup asap rokok walaupun tidak sehat tapi ada harum-harumnya. Lah ini kita disuruh cium bau tahi ayam tiap hari,” paparnya.

Menurutnya, seharusnya yang paling bertanggung jawab adalah Sudin Peternakan dan Perikanan Pemkot Jakarta Barat. Namun entah kenapa, pihak pemkot selama ini tidak tahu atau pura-pura tidak tahu dengan praktik RPH yang diduga ilegal tersebut. ”Menghirup bau tak sedap sudah kami alami lebih dari tujuh tahun. Terkadang saking baunya tak jarang membuat sesak nafas,” ujarnya.

Keberadaan RPH tersebut memang tersembunyi. Pemiliknya sengaja membangunnya dengan semi permanen serta menutup bagian luar dengan triplek.  Agar tidak terlalu mencolok, RPH setempat mengedrop ayam-ayam pada dinihari. Diperkirakan setiap hari RPH tersebut memotong sekitar 500 ekor ayam. Hasilnya didistribusikan ke pasar-pasara tradisional wilayah Cengkareng dan Kalideres.

”Yang semakin membuat warga kesal, kotoran ayam dan bagian dalam ayam yang tidak terpakai dibuang ke Kali Apuran yang membuat kali selain lebih cepat dangkal juga airnya menjadi bau,” paparnya. Menurut Trisno, sebelum bertindak lebih jauh, warga meminta pihak terkait menertibkan RPH ayam itu.

KEBERADAAN rumah potong hewan (RPH) ayam di Cengkareng, Jakarta Barat, membuat warga sekitar resah. Pencemaran RPH tersebut dinilai semakin parah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News