Rukun, Halal Halalbihalal Pun Kebanyakan Pastor dan Suster yang Datang

Rukun, Halal Halalbihalal Pun Kebanyakan Pastor dan Suster yang Datang
TOLERANSI TINGGI: Budiarman Bahar (kiri) menjabat tangan Paus Fransiskus dalam sebuah acara di Vatikan. (Dok KBRI Vatikan)

Untuk staf KBRI, hanya dua orang yang beragama Islam. Sisanya merupakan pemeluk Katolik. Namun, hal itu tidak menghalangi Budiarman dan staf muslim untuk melakukan tradisi saat Ramadan dan Lebaran. Misalnya, mereka mengadakan acara buka bersama atau halalbihalal saat Lebaran tiba. Uniknya, yang datang dalam acara itu kebanyakan para pastor dan suster.

”Itulah toleransi antarumat beragama yang konkret. Mereka (pastor dan suster) akan datang bila diundang dalam acara-acara tradisi umat Islam itu. Seperti halnya bila mereka datang untuk acara sosialisasi pemilu atau perayaan hari kemerdekaan RI,” beber Budiarman. ”Saat buka bersama ditutup dengan doa secara Islam, mereka ikut dengan khusyuk berdoa dengan cara mereka sendiri,” tambahnya.

Menurut rencana, KBRI Vatikan mengadakan acara halalbihalal pada 25 Juli. Seperti biasa, KBRI mengundang seluruh WNI di bawah KBRI Vatikan, termasuk para pastor dan suster. ”Kami baru bisa mengadakan halalbihalal 25 Juli nanti karena suster dan pastor baru bisa keluar gereja saat akhir pekan,” ucapnya.

Meski begitu, Budiarman tak menampik bahwa dirinya memang rindu suasana berpuasa dan berlebaran di tanah air. ”Saya kangen sekali mendengarkan pukulan tiang listrik untuk membangunkan orang sahur pada pukul 03.00. Memang sederhana, tapi suara itu sungguh membuat saya rindu suasana Ramadan seperti itu.”

Saking rindunya pada suasana Ramadan di kampung halaman, pria berdarah Minang tersebut sampai pernah menyetel rekaman suara azan saat berbuka puasa. Namun, dia sedikit kecewa karena lagu azan yang didengarnya di Roma itu berbeda dengan azan di Indonesia. ”Suaranya kurang merdu. Sedangkan di Indonesia azannya bersahut-sahutan dari banyak masjid,” ungkapnya.

Kendati begitu, Budiarman bersyukur masih bisa menjalankan salat berjamaah di musala dekat rumah dinasnya. Dia juga masih bisa mengobati rasa kangen pada tanah air dengan menikmati menu masakan Padang bikinan istrinya. ”Kalau pengin makan rendang, saya minta istri membuatkan. Rasanya seperti di rumah sendiri,” ujarnya. (*/c5/c9/ari)

 


Duta Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan Budiarman Bahar menceritakan suka duka selama bertugas di sana. Seperti halnya di tanah air, di Vatikan juga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News