Rumah Aktifis Buruh Ditembaki

Rumah Aktifis Buruh Ditembaki
Rumah Aktifis Buruh Ditembaki
Ia kemudian  melihat memang  ada bekas lubang akibat tembakan. Saat itu juga Lutfi menyalakan lampu di rumahnya, dan baru mengetahui jika ada lubang di beberapa sudut rumahnya.  Termasuk tembok di atas tangga rumahnya berlubang. “Selain di kaca mobil, saya melihat ada dua lubang di kaca jendela, juga pintu dapur. Sedangkan proyektilnya ditemukan di halaman, dapur, jok mobil dan ruang tamu,’’ katanya, kemudian  segera  menghubungi anggota Polsek Pakis, dan Polres Malang.

Terkait motif penembakan, Lutfi mengaku tidak tahu menahu. Hanya saja, kepada Malang Post, dugaan kuat motif penembakan ini berkaitan dengan kasus penganiayaan yang saat ini ditanganinya. Diungkapkan bahwa lima hari lalu dirinya didatangi oleh Netty Kurniawati, 38 tahun, warga Perum Asabri, Dusun Dumpul, Desa Sidorejo, Jabung. Kedatangan Netty ini meminta Lutfi untuk membuatkan surat pernyataan tidak terima, karena dia menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh Sukatin, tetangganya. Alasan Netty saat meminta surat pernyataan tidak terima tersebut adalah karena  laporan penganiayaan tidak ditanggapi oleh anggota Polsek Jabung

“Karena itu, saya membuatkan surat yang dimintanya tersebut ’’ terang Lutfi. Selang dua hari kemudian, ganti pihak Sukatin yang mendatangi rumah Lutfi. Saat itu Sukatin tidak datang sendiri, melainkan diwakilkan oleh dua orang mengaku bernama Santoso dan Mulyadi. Kepada Lutfi dua orang suruhan Sukatin ini meminta Lutfi untuk tidak melanjutkan kasus ini, dan mau mencabut laporannya dari Polsek Jabung. Lutfi pun tidak masalah, dengan syarat korban yaitu Netty mau. “Saat itu saya memberikan jawaban yang sangat sopan. Saya mau mencabut perkaranya jika ada korbannya mau mencabut. Kalau tidak ya tidak mungkin saya mencabut laporan yang sudah dilaporkan itu,’’ tambah Lutfi.

Jawaban Lutfi inilah yang membuat dua orang suruhan Sukatin berang. Bahkan, tanpa segan-segan keduanya mengatakan kepada Lutfi jika salah satu anak Sukatin adalah anggota TNI. “Saat itu saya mengatakan tidak masalah, meskipun diberi tahu jika anak Sukatin ada yang anggota TNI,’’ tambah Lutfi yang mengatakan kedua orang suruhan Sukatin itu kembali datang sehari setelahnya. Namun kedatangan kedua ini mereka tidak bertemu Lutfi, karena saat itu Lutfi berada di rumah orang tuanya di Jalan Raya Sulfat, Kota Malang.“Saya tidak tahu, apakah ini poros masalahnya atau tidak, tapi yang jelas kasus terakhir yang saya tangani adalah kasus ini, dan kasus PR Pakis Jaya dan Delapan Wijaya. Untuk kasus dua PR itu hanya masalah uang pesangon saja,’’ tambah Lutfi. (ira/nug)

PAKIS – Rumah ketua umum Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Lutfi Chafidz (45 tahun) kemarin  menjadi sasaran pelaku premanisme.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News