Rupiah Awal Pekan Bakal Terseret Pelemahan Dolar Singapura dan Hong Kong

Rupiah Awal Pekan Bakal Terseret Pelemahan Dolar Singapura dan Hong Kong
Uang Rupiah. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menurut Kepala Riset Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, mata uang kuat Asia, dolar Hong Kong dan Singapura, Senin (27/1) pagi, kompak dibuka melemah. Kemungkinan besar rupiah bakal terseret.

"Kemungkinan rupiah terbawa melemah ditambah secara teknikal rupiah telah menguat cukup tajam pada pekan lalu," kata Lana, di Jakarta.

Di pasar spot Jakarta, pada pukul 10.06 WIB, rupiah bergerak melemah 32 poin atau 0,24 persen menjadi Rp 13.615 per dolar AS berbanding posisi sebelumnya di level Rp 13.583 per dolar AS.

Lembaga pemeringkat kredit internasional Fitch pada akhir pekan lalu menetapkan peringkat utang Indonesia tetap BBB dengan outlook stabil.

Faktor yang mendukung peringkat tersebut adalah prospek pertumbuhan ekonomi jangka menengah yang baik dan beban utang pemerintah yang relatif rendah dibandingkan negara peers dengan peringkat yang sama.

Sementara itu, tantangan yang dihadapi adalah masih tingginya ketergantungan terhadap sumber pembiayaan eksternal, penerimaan pemerintah yang rendah, serta indikator struktural seperti tata kelola dan PDB per kapita yang masih tertinggal dibandingkan negara peers.

Di sisi fiskal, Fitch memperkirakan defisit fiskal akan stabil pada 2020. Utang pemerintah diperkirakan masih rendah pada 30,1 persen dari PDB 2019. Dengan outlook yang stabil, Fitch masih akan mempertahankan peringkat BBB hingga tahun depan.

Sentimen lainnya, Ratu Elizabeth II memberikan persetujuan atas rencana Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit), yang akan dimulai pada 1 Februari 2020.

Pelemahan mata uang kuat Asia, seperti dolar Hong Kong dan dolar Singapura, berpotensi kuat menyeret rupiah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News