Rupiah Diyakini Bisa Merangkak Naik ke Rp 14.000

Bank Indonesia juga memperkirakan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada akhir 2019 surplus sebesar 1,5 miliar dolar AS, atau lebih baik dibandingkan tahun 2018 yang mencatatkan defisit 7,1 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan tahun ini neraca transaksi berjalan akan lebih baik di bawah tiga persen persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Neraca transaksi berjalan yang kerap defisit mampu dikompensasi dengan surplus neraca finansial dan modal.
Pada kuartal IV 2019, Bank Indonesia melihat arus modal asing yang masuk kian deras. Parameternya, pada Oktober dan November 2019 cadangan devisa bergerak relatif stabil dengan total nilai pada bulan November menjadi 126,6 miliar dolar AS.
Sisi lain, Bank Indonesia kembali akan menerapkan kebijakan ekonomi akomodatif pada tahun 2020. Salah satunya adalah dengan membuka peluang kembali menurunkan suku bunga acuan pada tahun 2020. Langkah penurunan suku bunga sudah diperhitungkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi. (ant/mg8/jpnn)
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi, meyakini nilai tukar rupiah di pasar spot Selasa (12/10), bisa terus menguat ke angka Rp 14.000 per dolar AS.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Tak Risau, Sri Mulyani Sebut Rupiah Sejalan dengan Perekonomian Domestik
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini
- Rupiah Berpeluang Menguat Lagi Hari Ini, Begini Kata Analis
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Gawat, Kurs Rupiah Hari Ini Melemah Lagi, jadi Rp 16.911 Per USD
- Ekonom Sebut Indonesia Punya Penyangga Kuat di Tengah Gejolak Pasar Global