Rusuh Etnis di Kenya, 48 Tewas Dibakar dan Dicincang

Rusuh Etnis di Kenya, 48 Tewas Dibakar dan Dicincang
Rusuh Etnis di Kenya, 48 Tewas Dibakar dan Dicincang
Belakangan, ungkap Kitur, penduduk etnis Pokomo yang kebanyakan berprofesi sebagai petani kian sering berselisih dengan etnis Orma yang rata-rata menjadi peternak. ’’Saat ini investigasi masih berlangsung. Belum diketahui siapa yang lebih dulu memicu dan memulai serangan,’’ katanya. Selain merenggut korban jiwa, bentrok antaretnis itu juga menyebabkan puluhan rumah ludes terbakar.

Etnis Pokomo dan Orma memang bukan baru kali ini terlibat saling serang karena berebut lahan atau sumber air. Hanya, kali ini skala serangan yang terjadi di kawasan Reketa, wilayah Kota Tarassa, itu jauh lebih besar daripada biasanya. Angka korban tewas dalam bentrok kali ini juga sangat tinggi. Karena itu, polisi langsung melipatgandakan pengamanan di Reketa hingga kemarin.

Sebelumnya, hasil investigasi polisi menyebutkan bahwa para petani dari etnis Pokomo hampir selalu mengawali perselisihan. Mereka biasanya merebut datau menyerobot lahan yang digunakan etnis Orma untuk menggembalakan ternak mereka. Perebutan lahan seperti itu lantas menyulut bentrok. Mulai dari adu mulut, aksi saling serang berskala ringan sampai konflik serius seperti pada Selasa malam.

Menurut Jubir Kepolisian Nasional Kenya Eric Kiraithe, aksi saling serang akibat berebut lahan bukanlah hal baru. Terutama, di Tarassa yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Kota Nairobi.

NAIROBI – Kerusuhan etnis kembali melanda Kenya. Bentrok antarsuku kembali pecah di negeri di Benua Afrika itu pada Selasa malam waktu setempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News