Saat Markas Polres jadi Taman Bermain Anak-Anak Pessel

Saat Markas Polres jadi Taman Bermain Anak-Anak Pessel
Suasana latihan anak-anak di Mapolres Pessel, Sumatera Barat. Fathan Sinaga/JPNN.com

Alunan lagu nasyid pun menggema di dinding Mapolres Pessel. Selain didampingi polisi, guru sekolah mereka juga membina anak-anaknya melantunkan dan memukul alat musik khas lagu Islami itu.

Inisiator kegiatan ini awalnya dibentuk oleh Ipda Undra Putra pada 2009 silam. Undra mengaku melihat kantornya sepi dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Setiap harinya.

Perlahan, dia mengajak dua sekolah yang berada di sekitar Mapolres untuk bermain dan melakukan kegiatan yang menunjang pembentukan karakter anak-anak.

"Di sini awalnya, banyak anak-anak yang balap liar, ugal-ugalan. Saya melihat fenomena ini harus diubah bukan berdasarkan penindakan hukum, melainkan pembentukan karakter anak sejak dini," kata Undra.

Pria yang baru saja lulus Sekolah Pembentukan Perwira (STUPA) itu juga melihat banyak anak-anak takut akan sosok polisi. Setali tiga uang, Undra mengubah paradigma tersebut dengan pendekatan humanis kepada mereka.

"Kami ajak mereka bermain dengan polisi dan kantor polisi. Akhirnya mereka nyaman dan hal itu bisa mengubah paradigma kalau polisi itu ternyata baik. Energi mereka juga tersalurkan dengan menghabiskan waktu di sini. Orang tua juga tidak khawatir mengrnai," kata dia.

Kepada anak-anak, Undra memposisikan diri sebagai abang dan orang tua. Dengan begitu, semua anak merasa nyaman dan mengonsultasikan semua masalah kesehariannya kepada polisi.

Program ini, intens dibina oleh tiga anggota Polres Passel. Selain Undra, ada Kompol Riki Mustika dan pekerja harian lepas (PHL) Dora.

Tidak ada kesan menyeramkan di kantor tersebut. Anak-anak bebas bermain.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News