Saat Mati, Ingin Tato Abadi

Saat Mati, Ingin Tato Abadi
Saat Mati, Ingin Tato Abadi

jpnn.com - FLORIS Hirschfeld, warga Amsterdam, Belanda, cinta betul kepada ibunya. Saat sang mama meninggal gara-gara kanker dua tahun lalu, dia membikin tato wajah sang ibu pada punggungnya. Suatu hari, saat dirinya meninggal, Hirschfeld ingin seluruh kulitnya diambil dan diawetkan agar potret sang ibu tetap abadi.

Dan cita-citanya bisa jadi kesampaian. Sebab, ada Peter van der Helm, pemilik gerai tato yang punya konsep mengabadikan kulit bertato. "Kan ada orang yang suka mengoleksi hewan-hewan yang diawetkan. Lalu, kenapa tidak mengoleksi kulit manusia yang diawetkan juga?" kata Van der Helm.

Lagi pula, papar Van der Helm, orang bertato adalah orang yang punya konsep. Juga, konsep itu layak diabadikan. Ketika para orang bertato tersebut meninggal, akan ada ahli medis yang menguliti mereka. Kulit itu lalu dibekukan dalam cairan formaldehyde selama 48 jam.

Setelah itu, kandungan air pada kulit akan dihilangkan dalam proses selama 12 pekan di sebuah laboratorium sehingga akan tersisa jaringan yang mirip dengan karet. Saat ini, selain Hirschfeld yang bertato mulai leher ke bawah, ada 30 orang yang siap mendonorkan kulit saat mereka meninggal.

Seandainya di sini, barangkali kulit itu bisa jadi wayang atau pelengkap gendang. Atau, kerupuk rambak... (Reuters/c11/dos)


FLORIS Hirschfeld, warga Amsterdam, Belanda, cinta betul kepada ibunya. Saat sang mama meninggal gara-gara kanker dua tahun lalu, dia membikin tato


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News